I feel shot right through with a bolt of blue
It's no problem of mine but it's a problem I find
Living a life that I can't leave behind
Well. Gue cuma mau meracau malam ini. Maka dari itu, gue mohon biarkanlah gue.
Dimulai dari pagi buta, namun mata gue ga ikutan buta. Gue masih melek walaupun jam dengan pedenya nunjuk angka dua pake jarum pendeknya. Dan gue ngehabisin waktu-waktu insomnia gue ini dengan kegiatan seperti biasa:
Dengan keberadaan penyewaan yang bisa dijangkau dengan ngesot sekian kali dari kostan, gue sehari menghabiskan sampai lima ribu
The wisdom of a fool won't set you free
But that's the way that it goes
And it's what nobody knows
While every day my confusion grows
Gue dulu pernah baca buku itu. Dengan cerita menarik yang bikin deg-degan, gue pribadi suka pada alurnya. Mulai dari cewek pemalu yang ketemu cowok yang kemudian dia suka pas pindah sekolah, sampai akhirnya dia nembak cowok itu dengan penuh keberanian.
Dan bengonglah gue.
Dengan rasa hangat di dada (engga, gue ga ketumpahan minyak angin kok), gue menutup komik itu. Entah kenapa, gue merasa telah diserang oleh sesuatu. Ha, apakah gerangan hal itu?
Ternyata yang menyerang gue adalah sebuah keberanian.
Iya gue tahu jijay banget keliatannya. Tapi yang menyerang gue emang keberanian kok. Lebih tepatnya, keberanian untuk nembak cowok. Nah lho! Gimana itu bisa terjadi, ha? Meneketempe. Gue aja ga tau. Entah mungkin karena saat ini sudah malam sekali, gue jadi mabuk kepayang oleh rasa entah apa. Padahal, sejauh ini, ga ada cowok yang sekiranya cukup dekat dengan gue yang bisa gue tembak. Mampus. Padahal gue lagi pengen banget nembak (entahlah gue kesambet setan apa. Jangan tanya karena gue juga ga ngerti. Masih merasa gue najong? Silakan).
I get down on my knees and pray
I'm waiting for that final moment
You'll say the words that I can't say
Dan pada akhirnya, gue emang merasakan sedikit perasaan yang meledak-ledak. Gue-lagi-pengen-nembak-anak-orang. Jeh, gue pengen banget megang senapan saat itu dan nembak sembarangan dengan kemampuan sniper gue yang memberikan nilai tinggi tiap kali main Time Crisis. Mumpung di depan sana ada kostan cowok yang ada cowok gantengnya, kali aja bisa gue massacre sekalian *dibacok*.
Lalu gue inget satu nama.
Satu nama yang gue rasa pantas gue tembak.
Muahahaha! Gue emang keren.
I'm feeling like I never should
Whenever I get this way, I just don't know what to say
Why can't we be ourselves like we were yesterday
Gue tarik handphone dengan semangat empat lima, langsung buka New SMS. Dengan sisa-sisa ingatan tentang lagu favorit gue baru-baru ini (Bizarre Love Triangle by New Order), gue ketik dua baris lirik bagian reffrainnya untuk seseorang itu. Sampai pada akhirnya gue nulis title di ujungnya, gue sadar satu hal.
I don't think you're what you seem
I do admit to myself
That if I hurt someone else
Then I'll never see just what we're meant to be
Merasa teramat sangat tanggung, akhirnya gue memutuskan untuk menulis hal bego aja. Keinginan gue buat nembak jadi menguap entah kemana. Kelabakan, gue akhirnya nulis apa aja yang ada di kepala. Alhasil, gue malah dengan begonya mengawali dengan menulis: Ga ada maksud apa-apa. Ihwaw. Pinter beneur. Dengan kepala berkunang-kunang, gue pun mengirim SMS itu. Sama sekali tak ada embel-embel pernyataan cinta, sungguh. Yang ada malah SMS gejeh yang ga tau deh, buat apa. Sampe sekarang, doi bahkan belum balas "--a.
Tapi,
gue penasaran.
Apa yang dia pikirin, ya?
I get down on my knees and pray
I'm waiting for that final moment
You'll say the words that I can't say
Dan senyum gue pun terkembang.
Biarlah, walau dia ga ngerti dengan SMS gue juga, gue tetep seneng karena udah pernah berniat mengatakan langsung ke dia bahwa selama ini gue suka sama dia. Haha.
See, Kak? Aku sebenernya suka lho, sama Kakak.
Kyaaaaaaaa! Semoga dia ga baca entry gejeh gue ini!
I get down on my knees and pray
I'm waiting for that final moment
You'll say the words that I can't say
Oh ya. Credit song to New Order, Bizarre Love Triangle. Download deh. Bagus lho.
No comments:
Post a Comment