Thursday, July 23, 2009

Anak Rantau

Tinggal sebentar lagi waktu buat gue menikmati kehidupan masa kecil ini. Well, as we know, awal Agustus gue udah harus berangkat ke Jogja buat ngelanjutin studi di UGM. Nah, gue, yang manjanya naudjubillah ini, harus rela meninggalkan keluarga di Palembang dan menjadi anak rantau untuk pertama kalinya. Gue terkadang kagum sama anak-anak rantau yang demi studi rela berjauh-jauhan dengan ortu, yang hanya berhubungan via telepon (yang udah pasti ga tiap hari) dan kartu kredit (yang ini keanya gue bakalan suka sih *digebok*). Kenapa mereka bisa bertahan tidak melihat wajah orang-orang terkasih sehariiiii aja. Kalo gue, mungkin gue udah cari pohon cabe yang strategis buat gantung diri.

Tapi apa yang gue kagumi dan yakini ga akan sanggup melakukannya, ternyata bakalan dateng juga dalam hitungan hari.

Nah! Kalo gue ngomongnya itungan hari, rasanya kok bakal cepet banget ya? Well, gue pribadi memang lebih suka menyebutnya begitu, biar semua keluarga gue tuh tergugah hatinya. Gue mau pergi bentar lagi, Mom, Dad. Kalian harusnya liatin nih, anaknya. Oke, oke. Gue tampak tiba-tiba berubah sosok menjadi mahkluk manja nan egois. Itu ga boleh. Tapi dengan begitu juga, gue otomatis menegarkan diri sedikit demi sedikit. Eh Dhis, lo mau benerin Jakabaring kaga? Kalo iya mau, lo harus rela jauh-jauh dulu.

Sigh.

Bayangin deh. Hal yang paling lo takutin sekaligus lo kagumin ternyata malah beneran bakal dateng. Gimana sih, perasaan lo? Kalo gue, gue tertekan. Stress, serius. Ditambah lagi, keluarga gue menganggap kepergian gue ini sebagai vakansi--mereka mau pada liburan. Mai Gad, anak mau kuliah, tukang nganternya yang terdiri dari tiga keluarga malah mau liburan. Mari semua tertawa denganku (credit to Aura Kampret). Gue sih ga bisa menolak wajah-wajah bahagia itu, yang berbinar-binar tiap kali gue ngomongin soal rencana kepergian ke Jogja. Yang gue takutin cuma satu.

Wajah-wajah itu akan hilang.

Sumpah, gue paranoid abis.

Gimana caranya gue bangun pagi tanpa ngedengerin gedoran di pintu gue, diikuti suara nyokap yang mencak-mencak ga keru-keruan? Gimana caranya gue keluar kamar, tanpa ngeliat sosok bokap gue yang duduk di meja atas makan (meja makan rumah gue lesehan, FYI), ngeliatin SpongeBob di tipi sambil makanin telor ayam kampung setengah mateng? Gimana caranya gue ngelewatin pagi tanpa ngetokin kamar Qoqon, mintain dia balikin tas gue yang dipinjem sehari sebelumnya? Gimana caranya gue sarapan tanpa sosok Abi sama Sabiq yang bukannya sibuk nyari kaos kaki malah asyik mantengin SpongBob joget-joget atau Miki Mos nyanyi-nyanyi?

Bagaimana kalau gue kangen saat-saat itu alias Homesick?

Gosh.

Gue bukan tipe Bocah Petualang, sebenernya. Walau selama gue di Bogor kerjaan gue kelayapan kaga tau juntrungan sendirian. Tapi tetep aja gue harus pulang. Gue punya rasa rindu pada rumah gue yang biasa aja. Gue punya rasa rindu pada kamar gue yang saking berantakannya terkadang ga ada tempat buat berpijak. Gimana kalau barang-barang penuh kenangan gue dibuang? Kertas soal TO yang ada gambar manusia kucingnya, atau coretan tokoh komik baru gue yang gue taroh sembarangan. Gimana kalau mereka tidak gue temukan lagi saat gue balik ke rumah pas libur semesteran atau lebaran?

Gue bener-bener manja, dan tidak pantas menjadi anak rantau sepertinya.

Seandainya gue diinjinkan, mungkin gue lebih memilih ga kuliah sekarang. Gue ga mau jadi anak rantau yang pergi dari orang tua dan saudara. Serius deh. Tapi, akhirnya gue sadar bahwa apa yang gue pikirkan itu terlalu muluk, egois. Gue ga boleh begitu, tentu aja. Walau jauh dalam lubuk hati gue, gue pengen tiba-tiba Dylan Klebold sama Eric Harris bangkit dari kubur dan melakukan UGM Massacre agar gue ga perlu kuliah. Gue ga boleh berpikir sebegitu jahat pada gerbang gue menuju kesuksesan. Gue harus tegar, kuat. Dan harus mampu menjadi anak rantau yang hebat.

Dan apakah gue akan merindukan rumah setelah ini?

Pastinya. Tapi dengan perasaan yang jauh lebih lega.

Mom, Dad, I will survive.

Teret, teret, teret tet teret.

Thursday, July 16, 2009

Racauan Super Ga Penting sekaligus CurCol

Gue seringkali menemukan bahwa beberapa orang memandang gue sebagai seorang pemimpi ulung (dan ini tolong jangan disingkat jadi pemulung). Setidaknya, dengan sifat dasar gue yang hanya menjadi pengoceh saat seseorang terlihat lebih lemah dalam satu bidang dari gue dan menjadi super duper cool (silakan tertawa) saat sesuatu menjadi jauh lebih pintar, lebih mengerti, terlalu mengerikan. I mean, alam nyata tak selamanya berpihak pada gue, dan itulah yang selalu berhasil membuat gue diam seribu bahasa. Entah kenapa gue memiliki kecenderungan membiarkan saja beberapa orang memberikan rule-rule tak jelas pada hidup gue, mengatur hampir setiap pergerakan gue, dan secara langsung atau tak langsung memanfaatkan gue.

Well, gue termasuk orang yang mudah dimanfaatkan sebagai pemimpi, oke?

Secara tak langsung, gue memiliki segudang pengetahuan yang hampir tak pernah dimiliki oleh manusia pada umumnya (yah, umum disini maksud gue adalah @L4y3rZ yang merasa dirinya cukup 9h4o3lz). Bagi mereka gue malah tampak terlalu kolot--hei, tunggu. Kenapa menulis dengan benar malah menjadi kolot? Kenapa penikmat sastra modern menjadi kuno? Kenapa kelebihan dalam berinteraksi di dunia maya menjadi alien? Itulah yang sampai sekarang ga bisa gue mengerti. Kenapa mata-mata itu memandang nyalang setiap kali gue menyalakan laptop, berjalan berputar-putar sudut demi sudut untuk menemukan secercah koneksi wireless?

Gue akui gue kadang melakukan hal itu pada waktu yang tidak tepat. Bahkan, gue harus say sorry karena gue menyebabkan sekelas mendapatkan kuis dadakan hanya karena gue kerajingan RPG-an. Tapi salahkah kalau gue mencari tempat bermain baru disaat tempat gue bermain di alam nyata tak tersedia?

Keinginan berbaur itu ada, Cherie. Hanya saja kalian tak memberikannya.

Pembicaraan kalian seputar kecantikan, senior yang tampan, nilai bagus berjejeran, tapi apakah kalian peduli pada kosakata, tanda baca, atau situs lain selain Facebook, hm? Tidak. Maka kalian tak memberikan gue tempat untuk bicara, berpendapat, membuat gue lebih baik sendirian, menikmati alunan lagu-lagu up-beat yang bagi kalian seorang berhijab tak pantas dengarkan. Hello? Sadarkah kalian hal itu terlalu mengkotak-kotakkan? Apel tidak langsung tumbuh berbuah lebat lima menit setelah kau tanam bijinya. Itu yang namanya langkah, kesabaran dalam menunggu hasil. Ada step demi step yang harus dilalui, dan kalian terlalu tidak sabaran untuk menunggu.

Sigh.

Itulah yang membuat gue mencurahkan diri dalam satu sisi, satu bidang yang menerima gue apa adanya. Tanpa melihat rupa dan kedudukan, tanpa melihat gue itu apa di mata kalian. Tempat dimana gue bisa jadi diri sendiri, tanpa harus disindir dari belakang. Tempat dimana gue bisa makan orang secara terang-terangan, dan pendapat gue diterima. Tidak kepada elo, kekecewaan, yang terus menghantui gue disaat gue butuh tempat. Coba lo pikir, harus ditaruh dimana muka gue saat temen curhat lo secara terang-terangan bilang kalo lo benci ama gue? Dan saat itu lo ketahuan, dan gue tahu. Kalau kaki gue ga kesemutan, Cherie, muka lo pasti bonyok gue tendang. Dan gue ga butuh cara lo mengambil hati, menempelkan pipi di pundak gue. Oh tolong. Itu memuakkan.

Apa yang salah dari gue, kalian selalu mempertanyakannya. Bagi gue, kesalahan satu-satunya yang ada dalam diri gue adalah, kenapa gue ditempatkan di antara orang-orang yang tidak bisa menerima gue apa adanya. Kesalahan paling fatal yang pernah mengisi otak gue dan memaksanya bekerja keras sehari penuh. Kesalahan paling fatal yang membuat gue berpikir, tak ada lagi tempat buat gue di alam nyata. Kesalahan paling fatal yang membuat gue berpikir, kalian cuma sampah. See? Siapa yang salah sekarang? Sebagian memang punya gue, dan itu harus gue akui. Selebihnya? Tolol kalau kalian masih belum menyadarinya.

High school never end bullshit. It's already end for me in the middle, FYI. Kenapa? Sudah jelas.

Itu karena kalian.

Dan kenapa kalau gue tidak menyimak pelajaran? Bukan berarti gue bodoh, toh. Kemana tampang kalian, orang-orang bernilai tinggi dalam tiap mata pelajaran? Orang-orang yang selalu gue repotkan, namun tanpa keikhlasan? Apa kabar kalian, hm? Sudah puas menertawakan gue, dan kalian sekarang bungkam? Apa salahnya gue menyimpan itu sendiri, mewanti-wanti diri sendiri agar tidak dianggap tinggi hati? Dan kalian mengeluarkan itu jadi rasa benci, menumbuhkan benih-benih kesombongan yang mengusir gue dari hidup, dari kelas gue sendiri. Kalau boleh memilih, gue lebih memilih pergi, bolos sekolah selamanya. Karena bagi gue sekolah adalah neraka.

Dan apa yang terjadi, hm? 'Kulemparkan kebaikan padamu karena aku butuh', begitu? Dan saat selesai berarti kau sudah tak dibutuhkan? Well, lo benar-benar membuat gue mengamuk. Alam bawah sadar gue yang mengamuk. Beruntung sisa-sisa hari di tempat itu berhasil gue lalui, menghantamkan tiap inci wajah kalian dengan kenyataan. Pahit, hm? Sesekali rasakanlah, sobat. Gue menang.

Hanya karena gue memiliki hubungan dekat dengan seseorang berkedudukan, yang pada akhirnya lo cerca saat kegagalan menghantam, bukan berarti gue senang. Gue melakukan segalanya dengan tangan sendiri, dan lo semua mengira gue curang. Well, hidup itu memang susah, Sobat. Tapi gue tekankan, kesusahan itu murni gue alami sendiri tanpa minta secuilpun bantuan hasutan pada sang pemilik kedudukan. Beliau selalu menekankan pada gue, lakukan itu dengan kemampuanmu sendiri. Dan hasilnya? Well, gue melakukan itu dengan kemampuan gue sendiri. Apakah lo ga pernah diajari oleh mereka yang juga memiliki kedudukan, hm? Poor you.

Dan lagi-lagi gue harus menekankan bahwa, well, gue memang adalah pekerja. Gue dan mereka adalah para pekerja, tapi tolong, sekali lagi hargailah. Bukan salah gue (atau Sang Pemilik Kedudukan yang berhubungan dekat dengan gue) kalau lo ga lulus. Jangan sembarangan menebar fitnah, mengesampingkan kenyataan bahwa lo sendiri yang kurang usaha. Lo harus tahu rasa malunya saat pihak ketiga-lah yang menyatakan complain, dan lo tidak memberikan setitikpun kabar pada gue. Jangan persalahkan Sang Pemilik--oh, well. Sudahlah. Bokap gue, karena lo ga lulus di universitas yang lo inginkan. Sana, urus dengan Unsri. Bokap gue hanya tahu memberikan tanda tangan.

Dan racauan ini kembali menyatakan secara tak langsung bahwa gue pemimpi ulung. Pemimpi ulung yang--pada akhirnya--merampungkan mimpinya, mengubahnya menjadi nyata. Dan sekali lagi menyatakan bahwa, oh great, lo kalah telak.

Bagaimana? Menjadi pemimpi itu menarik bukan?

Sigh. Ini apaan sih, yang gue tulis?

Thursday, July 9, 2009

Sorry Deh. :|

Gue cuma mau bilang, SORRY pada Anda yang merasa tersinggung atas status facebook gue pada suatu hari. Oke, gue akui itu agak kurang enak di telinga Anda sebagai seorang calon psikolog. Tapi, ayolah. Gue juga pernah kok, ketemu ama anak autis. Gue juga tahu kalau penyakit itu serius, perlu penanganan para ahli. Si anak autis yang gue temui itu juga udah ke beberapa negara demi penyembuhan--walau belum juga sembuh sampe sekarang. Gue emang salah--nah, gue udah mengakui--dengan tulisan tersebut. Tapi bisa tidak, please, menghentikan penyalahan tak langsung-nya?

Kenapa tidak katakan lewat depan, hm?

Kenapa tidak meralat secara langsung, memberikan
wejangan-wejangan Anda yang berharga secara langsung kepada saya? Bukankah itu jadi lebih bagus, lebih enak di kedua belah pihak? Harusnya Anda sadar dengan menulis lewat belakang malah akan membuat citra yang semakin buruk. Bukankah dengan share satu sama lain hasilnya akan lebih baik, lebih bagus? Harusnya Anda juga mempelajari itu sebagai orang yang terpelajar lainnya bukan?

Sigh.

Kesalahan saya, SAYA JAMIN tak akan saya ulangi lagi. Tapi saya juga SANGAT BERHARAP agar Anda tidak mengulangi juga kesalahan Anda, dan memikirkan lagi pemecahan terbaik dari tiap masalah yang melibatkan dua orang atau lebih. Tentu Anda mempelajarinya sebagai seorang yang belajar di perguruan tinggi negeri bergengsi jurusan psikologi, bukan?

Pecahkanlah masalah kita
face to face. Mintalah persetujuan untuk memuat kesalahan-kesalahan agar pembuatnya membuka mata secara langsung, dan tidak merasa ditikam dari belakang. Satu hal yang harus saya tekankan.

JANGAN menjatuhkan orang lain lagi setelah saya menulis ini.

Nah, tidak enak kan, dipermasalahkan
dari belakang?

Sunday, July 5, 2009

Pe-er dari Orang :D

1. Dari Lynn (walau gue ga yakin dia ngetag gue XP)

FOUR NAMES THAT FRIENDS CALL YOU:
Adhis, Adhisty, Dhis, Chi

FOUR MOST IMPORTANT DATES IN YOUR LIFE:
2

FOUR THINGS YOU'VE DONE IN THE LAST 30 MINUTES:
Makan mpek-mpek, nonton tipi, nonton video klip Mbah Surip di YouTube, donlot GBA game <<-- lagi kangen main GBA game

FOUR WAYS TO BE HAPPY:
Sleeping, eating, chatting, drawing.

FOUR PEOPLE YOU MISS FROM YOUR PAST:
Err, Ayu my besties, Oma, Rahma, Rimek

FOUR GIFTS YOU WOULD LIKE TO RECEIVE :
Kamera profesional (huweee~), Suzuki SX4, Toshiba notebook, sweater garis-garis merah-item

FOUR OF YOUR FAVORITE HOBBIES (CURRENTLY):
Sama kek ways to be happy :3

FOUR PLACES YOU WANT TO GO FOR VACATION:
Bali, Jakarta, Paris, London

FOUR FAVORITE DRINKS:
Coke, orange juice, mineral water, teh tarik.

FOUR THINGS ALWAYS FOUND IN YOUR BAG:
handphone, wallet, pencil, eraser

FOUR FAVORITE COLORS:
Black, white, red, yellow

TOP FOUR HANGOUTS:
21 PIM, Fun City, Timezone, PTC.

TOP FOUR YOU LOVE SO MUCH:
Mum, Dad, family, and Ayu my besties

TOP FOUR ASIAN ACTORS:
Matsumoto Jun, Mizushima Hiro, Jang Geun Seok, err... no one else I think :|

FOUR "THINGS" SPECIAL TO YOU:
Laptop, game console, handphone, chocolate :3

FOUR FAVOURITE "UNUSUAL" SONGS:
-Tua-tua Kelabing - Kuburan
-Tak Gendong - Mbah Surip (iya tahu. Yang penting kan unusuall :|)
Ah, tak tahu lagi saya *ketawa hampa*

FOUR EVENTS YOU WILL NEVER FORGET:
Err, ultah ke-sekian (lupa yang keberapa), nikahan seseorang, tahun baru 2009, Latdis :D

FOUR THINGS YOU OFTEN DID WHEN YOU WERE A KID:
Buka penyewaan komik, main komputer, naikin boneka bebek sambil pura-pura berlayar di atasnya (iya, gue tahu ini bego. Namanya juga anak-anak), pura-pura jadi Si Manis Jembatan Ancol (serius lho, ini!)

TOP FOUR WHO YOU WANT TO ANSWER THIS SURVEY:
Rahma, Oma, Ayu, Risvi :D

_______

2. Dari Risvi

What is your current obsession?
Bersegera jadi anak kuliahan. Huahahaha! Amin. Jogja, I'm comiiiiing!

What is your weirdest obsession?
IPK 3,9! *shot*

What are you wearing today?
Kaos lengan pendek abu-abu sama hot pants dari Bali (iya tahu, emang pendek. Pan gue di rumah doang :-")

What’s for dinner today?
Wah, ga tau. Apa aja deh, yang bakalan ada entar :| Paling banter juga makan mie goreng --a

Why is today special?
Karena udah berhasil donlot GBA game :3~

What would you like to learn to do?
Err, profesional photography kali :D Sama nulis artikel, sama bikin panel komik <<-- paling ga bisa bikin panel komik.

What’s the last thing you bought?
Lyra Sketch book sama HVS SiDu.

What are you listening to right now?
Lagu Mbah Surip XP

What is your favorite weather?
Emm, hujan deres. Aroma ama suaranya bikin tenang. Asal ga ada petir aja :D

What is your most challenging goal right now?
Namatin game Pokemon lagi selama sisa waktu liburan XP

What do you think about the person who tagged you?
Risvi itu polos, saking polosnya ga bisa diwarnain lagi *lho? Emangnya kertas? XP* Menganggap gue ibunya pas jalan bareng. Oh, jadi gue setua itu ya, Pih? *cetukcetukmejah*

If you could have a house totally paid for, fully furnished anywhere in the world, where would you like it to be?
Huwaaaaaaa! Mau di Palembang aja sih, di Jakabaring atau di tengah-tengah kota biar mudah kerja <<-- masih terobsesi merombak Jakabaring kalo udah lulus kuliah XP

What would you like to have in your hands right now?
Laptop baru. Walau kalo ditaruh di tangah pasti berat *lho?*. Ama campro XD~

What would you like to get ride of?
Suzuki SX4. Papaaaaa, beliiiiiii~n *ditakol*

If you could go anywhere in the world for the next hour, where would you go?
Hawaii. Entah kenapa pengen kesana :D

Which language do you want to learn?
Germany :D

What do you look for in a friend?
Tempat sharing dan bercerita yang nyambung, bisa memberi dan menerima masukan, orang yang bisa manjain :D

Who do you want to meet in person?
Ga ada untuk sekarang :D

What’s your favorite type of music?
Poprock, R 'n B, hip hop up beat :D <<-- seenggaknya, itulah musik yang diterima dalam hape saya *ketawa*

What’s the favorite piece of clothing in your own closet?
Celana jeans item Mobile Power.

Any favorite models?
Ga ada

If you had £100 now what would you spend it on?
CamPro baru, untuk 75%-nya, sisanya buat Mama. Terserah mau diapain aja :D

Favorite designer?
Ga ada. Suka aja semuanya <<-- maruk.

Fashion pet peeve?
Pet peeve? Ga gitu ngerti sih. Tapi kalo pet-nya aja, ular dong XD~

Do you admire anyone’s style?
Suka liat orang yang cocok pake semua baju. Misalnya Rosa-Fiona XD

Describe your personal style:
Sangat biasa sekali, dengan jilbab itu-itu aja dan jenas yang juga itu-itu aja. Terkesan boyish, jarang pakai rok. Baru ketahuan kalau langsing pas pake baju bebas *injek junior-junior yang bilang gitu XP*

***

[link]


The aims of this award:

• As a dedication for those who love blogging activity and love to encourage friendships through blogging.
• To seek the reasons why we all love blogging!

Here are the rules of the award:

• Put the award in one post as soon as you receive it
• Don’t forget to mention the person who gives you the award.
• Answer the award’s question by writing the reason why you love blogging.
• Tag and distribute the award to as many people as you like.
• Don’t forget to notify the award receivers and put their links in your post.

So, why I love blogging?

ANS : Karena saya bisa share apa yang saya sukai dan lakukan dan menyenangkan buat saya :D <<-- ini bahasanya ga jelas amat yak? *ketawa*

Pipih, ini saya sudah gawekan. Kepada Rahma dan Ririn dan entahlah-siapa-aja-yang-mau-jawab, saya persilakan :D

_______

Yeap. Done. Karena ga ada ide mau ngapain buat new entry, akhirnya malah nulis kek beginian. Hahaha. Yang gue tag, silakan :D