Saturday, November 29, 2008

Matematika

>
Apa kabar SMA 17
Kuajarkan bentuk akar, kau diam
Kuajarkan logaritma, kau diam
Kuajarkan deret aritmatika, matamu bertanya-tanya
Nanar aku dalam diammu
Apakah dua kali dua tak lagi empat
Serentak kau jawab: di sini, di negeri ini,
Dua kali dua sama dengan aku bangga


Itulah kutipan puisi tentang pelajaran matematika yang dibacain Bu Yayoe tanggal 25 kemaren. Dan gue post di blog tanggal 26 malem. Nah sekarang, kenapa gue nyatet ulang di sini? Well. Gue lagi di kelas Matematika gue hari Sabtu pagi, jam pertama dan kedua. Gue lagi belajar Deret Geometri dengan Pak Udni sebagai gurunya. Dan emang Pak Udni adalah guru kocak yang banyakan ngobrolnya dari belajar. Jadi tadi, kita ngomongin soal hidup dan hasil penambahan dua kali dua. Waktu ditanya, apakah dua kali dua adalah empat? Pak Udni menjawab begini.

PU: Oh, dua kali dua sama dengan empat itu adalah jawaban seseorang yang bukan ahli Matematika.

Anak sekelas (AS): Haaah? Jadi berapa dong, Pak?

G: *santai nyatet, ga peduli*

PU: Iya. Kalo jawaban seorang ahli, belum tentu dua kali dua sama dengan empat.

AS: Nah, nah. Jadi dua kali dua berapa Pak?

G: *mengerling sebentar*

PU: Dua kali dua jawabannya tidak pasti. Karena ilmu pasti Matematika hanya sampai SMP. Selebihnya, SMA ke atas akan lebih tidak pasti. Jadi, terserah saya mau menjawab berapa. Mau dua kali dua adalah satu, ya boleh saja. Kan yang ahli Matematika saya.

AS: *bengong*

G: *ngakak dalam hati*

Armula (A): Nah, Pak. Kenapa dua kali dua sama dengan dua tambah dua? Sementara bilangan lain enggak?

G: *ngelirik Armula yang duduk di depan gue*

PU: Inilah hebatnya angka dua. Di dunia diciptakan semuanya dua. Berpasangan. Manusia, hewan. Sampai sekarang semua tetap misteri.

G: *tepok tangan dalem hati*

Gila. Guru terhumoris tahun 2008 ternyata begitu diplomatisnya. Gue sampe terharu. Sroottt. Eh iya. Gue masih pilek. Ga bisa masuk les seminggu penuh *joged dangdut karena seneng*. Tapi gue rada nyesel setelah ngedenger omongan Pak Udni tentang betapa uniknya Matematika. Kenapa gue gak masuk-masuk les pas pelajaran Matematika. Apalagi nilai ulangan harian gue cuma kursi kebalik dengan roda di sebelahnya. Sungguh nilai yang menyedihkan. Dan gue yang udah kelas XII masih ga niat belajar.

Udah Dhis. Mati aja lu sono. *ditendang ke Pluto*

Friday, November 28, 2008

Imperius

Bukan laut yang penuh buih
Beriak
Hanya tubuh melayang
Tak terapung
Tak pula tenggelam
Ha...
Langit dan bumi pun tak menerima
Konsekuensi hidup tapi mati
Balasan aliran darah
Yang berkedut di setiap nadi
Putus
Mataku menatap
Lelah
Derita kini menjadi kepala kedua
Dan dendam menjadi sel darah baru
Berat
Ya,
Obesitas tak berobat
Pipi tirus tapi dada membengkak
Perut melesak tapi tangan meledak
Perih
Sedih kutatap dalam nanar nurani
Mencari
Lelah...
Bias mentari tlah pergi
Lalu luluh lantak
Bumi rata terkoyak dalam mata
Yang menyipit tak kuasa
Gelap
Bukan cita-cita tuk menusuk
Tapi kelam merasuk
Hanya bisikan setan, sugesti
Parah
____________________

Diketik saat tengah terkapar karena sakit eek keras. Ga keras2 amat si. Gue cuma lebay. Credit to buku catetan bahasa Indonesia karena gue nemuin puisi ini di sana. Apapun perasaan gue waktu nulisnya, pasti sama dengan yang gue rasain hari ini.

Flu sialan. Srootttt...

Wednesday, November 26, 2008

Poem from our greatest Teacher

SELAMAT PAGI SMA 17
(Kepada Peserta Didikku)
Oleh: Ibu Nuraini (guru Bahasa indonesia)
Kubuka Tabir kelas dengan Asmaul Husnah
Kutanamkan hukum shalat wajib sholat sunnat
fardhu 'ain fardhu kifayah
Hablumminallah habluminannas,
dalam bingkai Al-Qur'an dan hadits sebagai penuntunnya
Kuingin kau jadi pemimpin yang amanah
Apa kabar SMA 17
Dalam kejaran kompetensi dan putaran waktu
Dari pasal satu sampai pasal tigatujuh
Musyawarah dan demokrasi harus kau miliki
Liberalisme harus kau jauhi, komunisme jangan kau dekati
Ideologimu ada di sini, di tanah ini
Dalam napas lima dasar kultur bangsa
Apa kabar SMA 17
Jika pantun bikin kau mampu ungkapkan rasa, akan kuajarkan
Jika karya tulis bikin kau bernalar logis, akan kuajarkan
Jika resensi bikin kau berpikir kritis, akan kuajarkan
Jika pidato bikin kau jadi orator yang mampu guncangkan bumi,
akan kuajarkan
Dengan bahasa, kuingin kau taklukkan dunia
Apa kabar SMA 17
Apa yang sudah kau miliki darling?
Offering things, how to make something?
Itu belum apa-apa
Apa yang sudah kau pahami, my student?
Direct indirect, gerund, sentences?
Itu belum apa-apa
Kuingin Englishmu pecahkan soal kimia, fisika, matematika
Kuingin tulisanmu samai ke mancanegara
Apa kabar SMA 17
Kuajarkan bentuk akar, kau diam
Kuajarkan logaritma, kau diam
Kuajarkan deret aritmatika, matamu bertanya-tanya
Nanar aku dalam diammu
Apakah dua kali dua tak lagi empat
Serentak kau jawab: di sini, di negeri ini,
Dua kali dua sama dengan aku bangga
Apa Kabar SMA 17
Kutanya kau: mengapa masuk IPA
Kau jawab: aku suka Biologi
Kutanya: mengapa kau suka Biologi
Kau jawab: aku ingin belajar anatomi,
fisiologi, reproduksi
Kutanya: PMDK kau pilih apa
Kau jawab: dokter pilihan utama
Dokter sudah banyak jumlahnya
Kau jawab: dokter hati pun tidak apa-apa
Apa kabar SMA 17
Hari-harimu adalah dinamika partikel
Hari-harimu adalah kinetik potensial
Hari-harimu adalah gelombang, amplitudo, besaran skalar
Hari-harimu adalah medan magnet, daya listrik, dan optik
Sebab katamu kau ingin jadi sarjana tekhnik
Kutanya: Kau ingin seperti Einstein?
Kau jawab: Aku suka guruku yang keren
Apa kabar SMA 17
Ketika tekanan emosi mencapai suhu gas
Perlu ada keseimbangan reaksi
Ketika volume kemarahan tenggelam dalam stoikiometri larutan
Perlu ada molaritas untuk melepas ikatan ion
Kesenjangan hidrogen memang menimbulkan elektrolisis
Reaksi-reaksi kimia sesungguhnya ada;ah reaksi kehidupan,
anak-anakku
Apa kabar SMA 17
Kataku belajar adalah kebutuhan primer
Kataku jika permintaan melebihi penawaran jam,
Hukum ekonomi berkata: jasa jadi mahal dibuatnya
Katakan dalam jurnal setiap kejadian
Katakan dalam neraca lajur setiap transaksi
Jika bunga majemuk sudah kau pahami,
Krisis global, rupiah anjlok, RAPBN harus kau kritisi
Sebab kuingin kau jadi ekonom di negeri ini
Apa kabar SMA 17
Ketika tsunami menyerang negeri ini
Kukatakan padamu itu peristiwa geografi
Ketika lempeng bumi bergeser ke teluk semangka
Kukatakan padamu akan ada bencana
Jangan lari ketika dihadang fenomena
Kukatakan padamu: bumi, atmosfer, lingkungan
Adalah bagianmu
Sang Khalik menitipkannya padamu
Apa kabar SMA 17
Dari zaman batu hingga abad dua satu
Manusia selalu mencatat reputasi
Ada Diansti Ming ada Dinasti Aburizal Bakrie
Ada orde lama, ada orde baru
Ada reformasi, ada manipulasi
Sriwijaya dicatat sebagai kerajaan pemersatu
Dan Indonesia dicatat sebagai kerajaan korupsi
Apa kabar SMA 17
Ketika kuajarkan pranata
Kau lelap di meja
Ketika aku bicara tentang kepribadian manusia
Kau pejamkan mata dengan MP3 di telinga
Kau tahu, norma dan tatacara
Kau harus tahu peran manusia
Maisng-masing tak ada gantinya
Kutanya hati
Apa kabar SMA 17
Satu, dua, tiga, empat
Kuhitung derap langkahmu di anak tangga
Training zine, fisikal fitness, denyut nadi
Adalah media untuk olah tubuh sehat
Fisik sehat itu perlu, anakku
Bukan cuma otak yang diperlukan negeri ini
Harus ada keseimbangan di antara keduanya
Apa kabar SMA 17
Samudra menggelegar karena dikau
Gelombang berkejaran karena dikau
Simponi terindah hanya kucipta untuk dikau
Dikau penyejuk rasa dalam sentuhan melodiku
Dikau harumkan nama lewat gerak gemulaimu
Dikau anak-anakku, teruntuk daku dan aku tercipta untukmu
Tuhan, bimbinglah aku berkesenian bersama anak-anakku
Lewat kasih-Mu kubangun generasi bangsa yang cinta sesama
Apa kabar SMA 17
Lewat jemari di keyboard kau buka situs
Hati-hati kataku
Layar monitor tak pernah ragu berinspirasi
Menerawang berimajinasi dalam dunia maya
Ciptakan karya sejati untuk generasi teknologi
Bukan penikmat blog yang hanya berhalusinasi
Apa kabar SMA 17
Sayonara pasti tak mau kuucapkan
Sebab masih kuingin mengajarimu hiragana, katakana,
atau kanji sekalipun
Gunakan "-masu" ketika kau akan mulai
Gunakan "-te" ketika kau sedang mengerjakan
Kuingin kau tidak hanya belajar bahasa
Kuingin kau kenal budaya yang banyak santunnya
Kuingin kau berkaca pada negara tak seagama
Namun mengimplementasi nilai Islami dalam kehidupannya
Apa kabar SMA 17
Kurikulum tidak hanya bicara bahasa dan metafisika
Kurikulum tidak hanya bicara ilmu dan sains
Ada pengembangan diri yang harus dimiliki generasi
Ada life skills untuk dibeli
Hasilkan pupuk dari sampah adalah karya lingkungan
Rakitan radio dan televisi adalah karya elektronik
Hasilkan gambar bergerak adalah karya video editing
Selamat pagi SMA 17
Mimpiku adalah ciptakan generasi percaya diri
Mimpiku adalah ciptakan generasi yang sarat prestasi
Mimpiku adalah ciptakan generasi pembangun negeri
Mimpiku adalah ciptakan pemimpin sejati
__________________________
Yeah, inilah dia puisi yang dibacakan oleh para guru di SMA Plus Negeri 17 Palembang pada hari Guru, 25 November 2008. Well, hari itu kita gak upacara karena ada acara Teacher Award. Inilah puisi yang dibaca oleh guru-guru gue. Haha. Sempet berkaca-kaca juga dengerinnya.
Inilah daftar pembaca dan pelajarannya
Bait 1 : Pendidikan Agama Islam = Ibu Dra. Wardah
Bait 2: Kewarganegaraan = Ibu Endang Iswani
Bait 3: Bahasa Indonesia = Bpk. Drs. Muslim
Bait 4: Bahasa Inggris = Miss Fikha Prastidiarmi, S.Pd
Bait 5: Matematika = Ibu Yayoe alias Sri Rahayu (eh, apa Rahayu aja yak? Auk ah! *digebuk*)
Bait 6: Biologi = Bu Ria (lupa nama lengkapnya. LUPA! Cuma LUPA!)
Bait 7: Fisika = (wali kelas gue yang paling keren sedunia) Bpk. Bahtiar Rusmana
Bait 8: Kimia = (pembina ekskul gue yang puisinya bikin merinding) Ibu Widya Grantina
Bait 9: Ekonomi = Ibu Lily (serius gue gak tahu namanya lebih dari itu)
Bait 10: Geografi = Bpk. Noly Wibowo (yang juga seorang body builder. Percaya gak?)
Bait 11: Sejarah = Bpk. Noly juga (maruk nih!)
Bait 12: Sosiologi = Bpk. Alpian Irama
Bait 13: Penjaskes = Bpk. Aduk Suranto
Bait 14: Pendidikan Apresiasi Seni = Bpk. Priyo Sutomo
Bait 15: Tekhnologi dan Informatika = Ibu Desi (ini juga gue gak tau lengkapnya)
Bait 16: Bahasa Jepang = Sensei Herlina (padahal gue pengennya Sensei Fahmi. Pasti ngocol)
Bait 17: Muatan Lokal = Bpk. Efrin (sama nih, gue gak tahu lengkapnya)
Bait terakhir: Sama-sama
Keren yak, guru-guru gue?
Pokoknya, gue cinta 17!
Begonya, gue gak bawa kamera.
*kabur sebelum dibejek*

Sunday, November 23, 2008

I need to...

Anjrodh pendaftaran IH term baru.

Gue habis dari forum tertjintah, IndoHogwarts beberapa menit yang lalu. Dan tebaklah, ternyata gue ENGGAK merasa kembali pada pergumulan dengan kedodolan tingkat akut yang nyaris setahun lalu gue lakuin sebagai super-duper-newbie-kuper. Dimana gue post dengan teramat pendek sekali, dengan ketidak jelasan tingkat tinggi, yang ternyata tidak terjadi pada angkatan ini. Sayang ya. Entah harus sayang atau harus bersyukur karena, well, itu artinya kan kemajuan di bidang RPG. Tapi rasanya gak etis aja kalo semuanya tahu-tahu bisa. Huhuhu.

Dan yang parah, keanya mereka pada gak baca peraturan. Hiks. Padahal ane termasuk yang baca dari atas sampe bawah lho. Huhuhu... Jadi sedih. Mana setelah masuk dan memenuhi kuota kepemilikan chara tiba-tiba otak gue dipenuhi dengan chara-chara tak terduga dan berbagai vis keren gue temukan. Siwalan kekek!

Duh, gue jadi laper. Menghentikan ke-gejean aaaah... Yuu, duddu.

Thursday, November 20, 2008

Peer Yang Terkerjakan

[Homework] Cute's Blogger Award

Oke, ini gue dapetnyah dari Tepil, dan juga Oma sebenarnya. Tapi merasakan kewajiban mengerjakannya sih, dari Tepil *diinjek Oma*. Lagian kan, buat mengganti postingan yang harus ane hapus dari list. Ya kan Oma? *ketipin*



Oke deh. Ini dia nih. :D

1. Rosa-Fiona (vis chara gue term 9)

2. Oma

3. Fathe'

4. Iput

5. Rahma (beruntunglah ente. Ini dikarenakan foto ente yang bejibun :)) )

6. Aji (gue suka template lo Cing)

7. Mande (cute pisaaan! Ane suka banget templatenya dan Mande jago banget html (lah gue enggak). Luph your blog, entenya kagak *dijetok*)

Nah, nah. Udah kan? Yang di atas beberapa belum ngasih tugas enih ke ane. Tapi... Ya gitu deh! Gak tau mu nulis apaan gue. Muikikikik...

Monday, November 17, 2008

A Bloody Damn Party

What a bloody damn party.

KYAAAAAA! Biarin gue jerit sampe puas! Biarin! Biarin! Biar—hmmmfffttt *dibekep*

Oke, maaf. Gue terlalu excited. Am I wrong? *ditereakin, 'yeeees!'* Ah, masa sih, I'm wrong? Kan Cintya ghak pernah syalah *dibejek*. Nah, ngapain gue nulis? Gue nulis buat mengenang kejadian semalem di acara nikahan kakaknya Alan Prabu Nugraha. For sure, doi mantan gue. Dan for sure lagi, gue gak ada hubungan apa2 sama dia. But for sure, we are couple. HTS? Mungkin. Satu yang kita pegang teguh: aku punya hidup, aku boleh PDKT, tapi kalau kita jodoh, kita pasti jadi satu. So, lo jangan heran kalo gue sibuk nyearching (baca: ngegebet) orang lain tapi kalo ketemu Alannya udah kayak orang pacaran.

Gue inget semalem gue dateng ke pestanya—yang malah keliatan kayak pestanya dia bukan kakaknya. Habisan, gue ketemu mulu ama anak-anak yang seangkatan gue pas SMP. Haha. Reunian juga deh. Sayang—dan bodohnya—gue ga bawa kamera. Oke, jangan takol gue please. Gue emang ga bawa bukti bahwa malam itu gue cantik banget. Tapi itu nyata kok. Suer *dibunuh beneran*. Dan dia sendiri—gue boleh pake kata keren? Oke, dia keren. Dia pake tanjak (sejenis penutup kepala khas Sumatra yang berbentuk segitiga) dan kain songket, tapi seragam ama kakak cowoknya juga, pake stelan krem. CAKEP. Dua rius dah.

Lalu gue sendiri, pakai kebaya ungu dengan daleman dres putih. Jilbab putih gue tumpuk ama yang ungu, dan pake high heels—punya adek gue, dan doi misuh2 karena heelsnya melar gue pake mulu. Sori. Gue dandan, yeah. Gimana enggak, Alan bilang di SMS, 'yang cantik ya. Mau dikenalin ke keluarga.' Gimana gue ga cantik2 coba? Huwaaah. Malu juga gue jadinya. Karena, buat yang tau gue gimana, gue kan slengekan. Jalan ngengkang kek abis sunatan. Ga ada anggun2nya (walo adek gue bilang, 'sok anggun lo!' habis gue ngomong pake gesture anggun). Well, hidup itu panggung sandiwara buat gue. Jadi dimanapun gue, gue tetap akting. Karena gue adalah artisnya.

Berikut gue ceritain beberapa kejadian yang bikin blushing.

1
Gue (G): Hmm, gimana Qon? Mu pindah lu?
Qonita, adek gue (Q): Iya. Di sini bau.
G: Ya iyalah bego. Lu duduk di depan sisa makanan.
Alan (A): *nepuk pundak gue* Hei.
G: *noleh, salting* Hei.
A: Siapa nih? *nunjuk Q*
Q: *noleh, mandang Alan dengan aneh*
A: Qoni ya?
G: Iya, Qonita.
A: Emm, tunggu di sini ya. Tar Alan balik. *pergi*
Q: *bisikin gue* Anjrodh. Gue kira itu Tejo (temen gue.red). Sama jeleknya! (padahal Tejo ga jelek2 amat)
G: *bejek Qonita*

2
A: Ikut yuk, Dhis. Yuk Ghea mau ketemu (FYI, di Palembang kakak cewek dipanggil Ayuk).
G: *blushing stadium 1* Oh, oke. *ngikutin Alan dari belakang*
Kiki (K): Kakak! (FYI, Kiki adek angkatnya Alan) *Alan dan gue noleh* Ciyeeeee, beduaan nih ceritanya.
A & G: *blushing*

3
A: Jangan jalan di belakang dong.
G: *blush* Lah, kenapa emang? Ga boleh?
A: Ga. Ayo sinian.
G: *blushing stad. 2 sambil jalan di sampingnya*
Oomnya A 1 (O1): Woy Lan. Aduuh, siapa itu?
A: Oh, Oom. Dhis, sini salaman.
G: *pasang senyum anggun* *salam*
O1: Waduh, calon nih ya? *liatin gue yang cecengiran*
A: Hah? Apa Oom? *budeg apa pura2 budeg yak?*
O1: Calon ya ini?
A: *ketawa sambil natep gue bentar terus balik ke oomnya* Oh. InsyaAllaaaah!
G: *blushing stad. 3*

4
A: Itu Yuk Gheanya. Tunggu di sini bentar.
G: *ngangguk*
A: *deketin kakaknya*
Yuk Ghea (YG): *bediri dan deketin gue* Halo.
G: *pasang tampang polos* Ha... Halo...
YG: Ini ya Lan? *liat A yang ngangguk2* Siapa namanya?
A: Tanya aja ndiri.
G: *dalam hati misuh2*
YG: Haha. Sapa namanya, Dek?
G: Adhis, Kak. *malu kucing*
Tante A 1 (T1): *lewat tiba2* Ghe, Lan, ini Tante mau keluar dulu. Ntar tolong... *lirik gue* Eh, siapa nih?
G: *nyengir malu*
YG: Oh, ini temennya Alan Tan.
G: *salam*
T1: Temen apa temen nih? Halo.
YG: Itu lho Tan. Adhis.
T1: Oh, jadi ini yang disembunyiin selama ini? (saat ini gue mikir buat ngebacok Alan dari belakang)

5
*setelah salam ama lebih dari 7 keluarganya Alan*

Q: Mbak, telpon mama gih. Pulang. Mau bikin tugas.
G: *nada kecewa* Ha? Kok pulang sih? Entar dong.
Q: Heh, odong. Lo tuh mau ulangan besok. Belajar kek. *liat ke dalem, ada kakaknya Alan, dan Alan bediri di belakangnya* Eh, itu ya Alan? Jelek.
G: *cengo* Eh, geblek. Nih orangnya di belakang lo.
A: *nyengir ke gue*
Q: Oh, kirain. *ngeliatin Alan lekat2*
A: Udah mau pulang?
G: Bentar lagi kok. Eh, Qon. Ini Al...
Q: *meluk gue* Jelek! Jangan nikah ama kakak aku! Aku gak mau punya ponakan jelek!
A: *ketawa ga enak*
G: *kali ini gue blush karena marah*

Oke. Itu sebagian dari kesan gue di acara Alan. Kalau ditanya apa gue senang, harus gue akui, ya gue senang. Puas udah cerita gue, baik ama sahabat ataupun di blog juga. Ma kasih, pembaca setia. Ai lap yu, yu lap mi. Ai kentut en yu lari. Huahaha!

Dan kemudian, setelah menulis, gue noleh ke belakang dan menemukan searchingan gue lagi bigbox (CMIIW buat istilah ini) karena gue emang lagi di sekolah. Then again, I'm forget about Alan. Muakakaka! *diinjek berjemaah*

Friday, November 7, 2008

Percaya atau Enggak...

Yeah, percaya atau gak, gue, tanggal 4 kemaren, mengalami kejadian mistis di sekolah. Gak, gue gak ngelihat hantu atau apaan yang halus-halus, kecuali bulu tangan adek gue yang emang halus. Tapi, gue rasa gue baru dimasukin ama yang halus-halus kayak gitu.

Iya, bener kok.

Gue baru dimasukkin ama something yang halus gitu.

Silakan ketawa, terserah aja kalo enggak percaya. Karena for sure, gue juga lumayan enggak percaya *garuk pala yang gak gatel*. Tapi temen2 gue mukanya pada horor, memandang gue dengan tatapan yang lebay, dan membuat gue mau gak mau harus mau percaya juga (sorry guys). Di sini gue ngomongin elu, Choel *dijotos Vechoel*. Ya itulah dia, kejadian yang lumayan bikin Fathe' (temen sekelas gue juga) sampe kabur jauh-jauh dari gue.

Gue emang keren.

Oke, jangan injek gue.

Balik lagi, biarkan gue cerita dari awal. Dari sisi gue yang sempet blank dulu pertamanya. Gue, si manis satu ini (tenang, gue udah nyediain ember buat lo pada kalo mau muntah. Itu ambil ama Olip. Jangan lupa bayar yak!), suatu hari sedang sangat marah sekali sama seorang kawan (iya, kawan. Ngerasakah Anda kalau saat itu saya sedang marah dengan Anda?) gara2 doi lupa membawakan komik yang doi pinjam. Padahal gue udah gak sanggup diamuk dua pihak (bapak gue ama adek gue) yang berkonspirasi melawan penjajahan gue di rumah *digebuk*. Alhasil, gue marah. Gue kesel, gak mau banyak bergerak dan lebih memilih ngedengerin musik di hape daripada merhatiin Bu Reni ngajar Kimia di depan kelas (yah, kalo ini sih, gue yang biasa *cengengesan*).

Sampai di kuping gue ngalun lagu This is Halloweennya P!ATD.

Dan kesadaran gue lost.

Sampai ga lama kemudian, gue sadar secara lebay (nyentak kek bangun dari mimpi buruk gitu) dan menangkap wajah temen2 gue yang ngeri liat gue. Eh? Kenapa mereka baru sadar kalo gue keren *dikemplang*? Oke, gue bercanda. Yang pasti, selanjutnya yang gue rasakan adalah punggung tangan gue perih, dan ada lecet yang banyak banget di sana, seolah ada kucing garong berebutan paha ayam ama gue dan dia berhasil membawa kabur paha itu setelah mencakar gue berkali-kali. Dan di atasnya udah dibalurin something coklat2 yang gue sadari sebagai betadine. Gagal gue makan ayamnya.

Oh, maaf. Gue lagi laper.

Oke. Itu cerita dari side A alias side gue. Mari kita dengar side B-nya yang berisi kesaksian Vechoel. Kepada Saudari Veranita (nama aslinya dia), waktu dan tempat kami persilakan.

(Kutipan percakapan dengan editan seperlunya)

Vechoel (V): Dhis, kenapa sih, lu tadi aneh banget? *ngedeketin meja gue dan duduk di sebelah gue*
Gue (G): *gegarukan* Hah? Aneh gimana? Aduh, kipasin tangan gue plis, perih banget.
V: *sambil kipasin* Iya aneh. Tadi lo liat Fathe' serem banget sampe ga ada yang berani deketin lo. Lagian tadi pas kita ketemu di jembatan juga gue sapa lo diem aja. Gue kira lo kenapa ngegaruk-garuk tangan lo (mungkin di hatinya dia mikir, "Duh, kalo si Adhis bener kurapan, gue musti jauh-jauh.").
G: *cengo* Jembatan? Jembatan mana?
V: Jembatan di depan perpus itu lho. Lo ngarah ke atas, gue rame2 pada ke kelas. Terus gue gak tau lo ngapain. Pokoknya habis gue makan, lo taunya udah balik aja. Ga tau kapan.
G: Terus?
V: Ya itu tadi. Lo ngeliat Fathe' serem banget. Tuh dia masih ga berani deket2. *nunjuk Fathe'*
G: *garuk2 lagi* Oh, iya yak? Hahaha *ketawa masem*. Tapi Choel, err...
V: Apaan?
G: Gue ga ngerasa pergi keluar kelas deh.

*hening*

Yeah. Jadi pertanyaannya adalah, gue kenapa tadi di waktu istirahat? Karena pas gue blank, jamnya sebelum istirahat. Pas gue sadar, istirahatnya udah kelar. Jiah. Gagal gue beli mpek2 belah *nangis nista*. Terus gue minta temenin ke UKS buat ngasih betadine ke tangan gue.

Lokasi: UKS

V: Sus, Suster! Aduh, susternya mana yak?
Elly (E): Ga tau nih. Suuuus!
G: *entah dapet ilham darimana* Kayaknya Bu Suster lagi pergi deh. Dari tadi udah kosong emang. *tampang dan nada polos*

*hening*

G: Udah. Santai. Biar gue balurin sendiri. *duduk di meja suster, nyabet betadine ama kapas kayak udah hapal banget tempatnya*
V & E: *pasang tampang shock*
V: *mengalihkan perhatian ke memo di meja* Eh, ini ada pesan dari Bu Susternya. Dia lagi ada urusan katanya.

*terdiam*

Lokasi: Meja Ravenclaw Di jalan dari UKS

G: *berenti di seberang kotak sampah di UKS, noleh dengan tampang bingung*
V: kenapa Dhis?
G: enggak. Gue buang kapas.
E: *cengo* Kapas? Di mana?
G: tuh di kotak sampah.
V & E: *liat2an*
V: Dhis, itu... Kapasnya masih di tangan lo.

*terdiam*

G: eh, tapi tadi gue buang kok. Sumpah.
E: u... Udahlah. Ke kelas yuk.

Teng tong. Itulah cerita yang melibatkan teman. Oma juga gue bawa sih, karena gue Y!Man ama doi selanjutnya. Doi bilang, gue musti ungkapin semua sendiri. Dan, well, gue coba. Akhirnya gue raih pensil mau coret2. Tapi cara gue pegang pensil ga kek mau nulis tapi kek megang belati. Dan gue sadar, pensil itulah yang melukai punggung tangan gue. Pelakunya?

Gue sendiri.

*hening*

Tuesday, November 4, 2008

Chara Ori Gue di IH

Yeah. This is officially my chara in IH. Not at all...

Gue punya chara di IH dua biji. Anak-anak gue tersayang ini punya karakter masing-masing beda *yaiyalah, wong emang masing-masing beda tho*. Gue ngikutin Rahma ya, postingannya. *tunjuk link blog Rahma*



[Nama -- Panggilan]: Azrael Saturnea Hazzelnuts -- Azrael, Azzie

[Status Darah]: Half-Blood

[Tempat dan Tanggal Lahir]: Greenwich, 10 Juni 1962

[Suku Bangsa Karakter]: Inggris

[Asrama]: Hufflepuff

[Tahun Masuk Hogwarts]: 1973

[Peliharaan]: Burung hantu berbulu keperakan, Sickle

[Tongkat sihir]: Oak, 32 senti, Inti nadi jantung naga Chinese Fireball

[Sapu terbang]: Comet 260 (gak punya duit buat beli yang lebih dari itu)

[Posisi di Tim Quidditch]: Beater


Latar Belakang Keluarga

[Nama Ayah]:
Kandung: Saturnea Alexandre Hazzelnuts (R.I.P) -- Muggle Born
Tiri: Thomas Brandy Gormand -- Muggle

[Nama Ibu]: Francisca Victoria VanBeetle -- squib (baru diketahui)

[Nama Saudara]:
Kakak Perempuan: Lindsay Enchanteur Hazzelnuts (R.I.P) -- Muggle Born
Adik Perempuan: Timothy Anne-Marie Gormand-- Muggle


Kakek:
Dari Ayah: Alexey Gilberto Hazzelnuts -- Muggle
Dari Ibu: Allan Rodrigue VanBeetle (R.I.P) -- Pure-Blood

Nenek:
Dari Ayah: Claudia Deanovan McCallen -- Muggle
Dari Ibu: Bianca Celladonia Ortorn -- Pure-Blood

[Latar Belakang Keluarga]:
Sebetulnya Azrael sama sekali tak mengetahui kalau darah penyihir mengalir di tubuh ibunya. Yang ia tahu adalah ibunya seorang muggle yang tak begitu ingin berurusan lagi dengan dunia sihir. Dan itu semua salah karena sebelum ibunya menikah untuk kedua kali (acaranya akan diselenggarakan di kediaman Hazzelnuts di Greenwich, awal libur musim panas ini), wanita itu mengakui bahwa sesungguhnya ia seorang squib dan menceritakan segalanya. Ayahnya sendiri, Saturnea, meninggal di usianya yang ketiga sebagai korban dalam pemusnahan darah lumpur. Begitu juga kakaknya, Lindsay, yang meninggal di tahun keempatnya di Hogwarts, tiga tahun setelah kematian ayahnya. Jadi sejak usia enam tahun ia hanya tinggal berdua dengan ibunya yang berprofesi sebagai penyanyi di cafe dan bar.


Data Personal

[Personaliti Karakter]: Nama Azrael atau arti harfiahnya malaikat penyabut nyawa (Izroil), sebenarnya sama sekali tidak cocok dengan kepribadian Azrael. Karena anak laki-laki ini sama sekali tidak mencerminkan sesuatu yang jahat ataupun kejam. Baik hati, kalem, dan manis. Kalau sudah dibiarkan berbicara, dia tidak akan berhenti bicara sampai seseorang menghentikannya sendiri atau ia kelelahan. Dari kecil tanpa ayah membuatnya kuat dan lebih berguna. Karena ibunya jarang di rumah di siang hari, Azrael bisa memasak makanannya sendiri. Azrael adalah nama dari kakeknya, yang tidak mengakui Saturnea sebagai anaknya lagi karena Saturnea menjadi penyihir-–keinginan terbesar Alexey, kakeknya itu, adalah Saturnea bisa menjadi seorang kepala polisi seperti pekerjaannya saat itu.

[Bakat dan Kekurangan]: Sejak kecil terbiasa dengan tanaman dan membuatnya cukup berbakat di Herbologi dan menguasai mantra dengan cukup baik. Kurang menguasai (atau lebih tepatnya, sangat tidak menyukai) pelajaran Atronomi.


Keterangan Lain

Ia menjadi Beater dan membeli bat sendiri karena ia menyukai permainan bisbol. Ia sudah bermain bisbol sejak masuk kelas satu di sekolah Muggle, dan menjadi kapten tim sekolahnya di kelas lima. Sulit bersahabat dengan anjing karena anjing tetangganya seringkali menggigitnya. Sedikit banyak tahu tentang tanaman. Sudah sangat terbiasa dengan tanaman. Punya teman wanita, Aurora Lucia Mielonen.

Nah, yang satu lagi cewek dan gak terlalu gimana banget. Jadi entar aja yah. Sudah malem. Yuuuk. *ditusuk*