Sunday, September 11, 2011

And Here It Comes: The Last Day

Hai.

Ini hari terakhir gue di rumah loh.

Hari terakhir gue di rumah loh, setelah lebih dari sebulan di rumah loh.

Hari terakhir loh.


TERAKHIR LOH.


Okay, I might sound really desperate. It's true tho. I am desperate. Desperately won't leave the house once again and keeping around my parents here. Mama bakalan sendirian lagi dan anak-anak ceweknya yang doyan teriak-teriak resmi bubar kembali ke perantauan masing-masing. Yeap, tadi pagi adek gue Adhissa Qonita udah caw caw dari rumah dan kabarnya udah nyampe dengan selamat di kosan. Dan besok giliran gue yang berangkat, say goodbye to those peaceful memories that built the piece of me.

Saat-saat kayak gini gue selalu mikir. Apakah pilihan gue untuk merantau itu tepat, secara gue anak perempuan sekaligus anak sulung yang mereka miliki? Apakah benar gue memilih UGM untuk menyedot segala ilmu yang gue butuh untuk masa depan? Apakah yang gue lakukan ini masuk akal? Apakah gue anak babi? Oh yang terakhir engga.

Tapi setelah beberapa saat mikir, gue sadar. Gue udah dikasih sesuatu yang priceless dari mereka: Kepercayaan.

Mereka percaya ama gue, and I just ruined it completely. Yet I understand, gue seharusnya membayar jerih payah mereka sekuat tenaga gue, dan berhenti bertindak seenak jidat. Well, mungkin bakal sulit. Tapi gue bisa nyoba kan, walau Bokap bilang, 'jangan coba-coba. LAKUKAN!'

Gue tau itu sulit. Tapi lagi-lagi gue memikirkan kepercayaan yang mereka kasih ke gue. Yang musti gue emban dengan kebanggaan. Yang musti menjadi motivasi buat gue menjalin masa depan dari benang-benang kecil karena gue ga tau, hasil rajutan gue bakalan jadi produk gagal, sweater tebal, atau sweater tebal yang gagal (ini apadeh?). Dan lagi-lagi gue harus merajut itu sekuat tenaga gue. Karena semampu-mampunya gue, cuma gue yang bisa ngeluarin kemampuan itu. Ya toh?


Ah well. The tears has come.

Gue ngetawain Qoqon tadi pagi dan, yah, I feel so silly.

Bagaimanapun juga satu bulan setengah itu lebih dari cukup untuk membuat bond yang baru dengan Palembang, dengan rumah, dengan Papa, dengan Mama, dengan Abi, dengan Sabiq, bahkan dengan kamar dan guling dan kasur serta lantai. Kamar mandi dan lain sebagainya. Dengan boneka-boneka yang semakin lama semakin berdebu, dengan dinding bercorak sapi dan panggilan tiap pagi untuk membuka kamar karena Papa atau Mama mau ambil baju (yea, I've told y'all already bahwa kamar gue udah jadi lemari maha luas buat mereka). Sounds silly but those are true. Semua hal, kehidupan gue yang berbanding terbalik dengan Jogja di sini telah menciptakan ikatan baru, yang jujur aja, susah gue lepas.

Ikatan ini terlalu solid, dikunci kerinduan.

Tuhan, gue ga mau pergi, sumpah.

Tapi yah, gue ga boleh menyia-nyiakan kepercayaan mereka (lagi) dengan tidak meninggalkan rumah ini. Karena gue tau, mereka akan jauh lebih bahagia kalau gue pulang nanti dengan keberhasilan. Karena dari segala hal, investasi dan cinta mereka yang terbesar diberikan pada kami, anak-anaknya, di mana gue adalah salah satunya. Benar kan Ma, Pa?


I miss you Guys already, really.


And last but not least,


I'll miss you, Room.


I'll miss you, Guling bau gue yang penyet gue peluk mulu.


I'll miss you, Unlimited Internet.


I'll miss you, everything.


And I'm gonna miss you forever while I'm there. But I promise, I'll turn the hell into heaven someday. Please keep praying for me. Mom, Dad, I love you.

So, hey semuanya. Besok gue pulang. Jogja, I'm coming!! XDXD

Monday, September 5, 2011

Hashtag: #memetwit

Sebelumnya, mari kita bahas apa itu #memetwit.

#memetwit adalah salah satu hashtag paling tenar di antara para pengguna Twitter Indonesia yang akan dengan mudah lo jumpai di malam Jumat. Itu karena kepanjangan dari #memetwit itu sendiri adalah Memedi Twit alias twit tentang memedi/hantu. Jadi buat orang berotak kotor kayak elo, jangan kebanyakan berharap yang engga-engga *dibapuk*. Untuk mengetahui secara pasti apa itu #memetwit dan contoh-contohnya, silakan lo cek hashtag ini sendiri di Twitter. Inget, pastikan bukan di malam hari dan elo sudah ke kamar mandi buat pipis. Takutnya ada cerita yang ga bisa bikin lo kalem.

Resminya gue diperkenalkan dengan hashtag ini oleh Bleki (mengingat kita ngomongin Twitter, jadi gue kasih link Twitternya aja yak), manusia yang emang doyan cecarian di Twitter. Gue yang meski penakut emang sangat suka sama cerita serem, tentu aja langsung excited dan sibuk ngobrak-abrik timeline untuk menemukan secercah-dua cercah harapan membaca #memetwit cakep dari orang. Dari rekomendasi pertama Bleki, gue menuju beberapa orang macam Luciana Dita (@LunaDeee) atau KRMT Om Abdi (@OmAbdi) yang ternyata bukan Oom-oom *ye terus?*. Dan sejak itu setiap malam Jumat alias hari Kamis di malam hari, gue rajin ngeklik hashtag tersebut.

Ya, gue menggemari #memetwit.

Minggu pertama gue keracunan hashtag ini, gue juga melempar beberapa #memetwit. Ternyata #memetwit itu ajaib, Kawan. Dia bisa menarik peminat dan menambah followers elo dalam waktu singkat. Gue sih jarang ketiban sial ketemu setan. Tapi pengalaman gue yang maha-sedikit ternyata digemari juga hahaha. Tapi setelah itu gue makin jarang #memetwit dan mendedikasikan diri buat jadi penikmat aja. Lumayan, malem Jumat gue nambah seru dan nambah minta digampar.

Buat gue #memetwit itu memberikan pengalaman baru sekaligus perasaan was-was kalo ternyata tempat yang di #memetwit-in adalah tempat yang gue tau atau lebih parah gue tinggalin. Di Jogja misalnya. Sampe sekarang gue ga bisa lupa cerita tentang Kuntilanak makan pembalut di salah satu WC mall Saphir Square. Cocok bangetlah sama kesukaan gue DDRan di sana sampe mallnya tutup. Ga akan pernah gue masuk WCnya. Ga akan pernah--tapi gue bakal tetep DDRan di sana :P *plakk*.

Terakhir, buat kalian yang suka baca, suka horor, ga punya kerjaan, dan cukup berani untuk ke kamar mandi kalo mau pipis meski sendirian, gue rekomendasikan untuk membuka hashtag #memetwit dan membaca beberapa #memetwit berkualitas yang ada. #memetwit-er rekomendasi gue adalah:

1. Iriel Parmato (@irielparmato) - manusianya bisa diikuti sampe tiga demit dalam sekali jalan,

2. Rayi Yudhistira (@ayieyudi) - mantaff, ceritanya bertingkat keseraman maha-tinggi,

3. El Maestruk (@elsetiyawan) - pernah #memetwit-an ditemenin kepala di sebelah kasurnya--kepala doang, ga ada badannya,

4. Janitra (@janitra) - #memetwit serem berubah jadi konyol itu mantep banget Kakak,

5. Pocong (@poconggg) - ga tau dia, percuma punya Twitter. Kadang suka nyebarin foto serem. Kalo cerita ending-nya suka minta sambit. Tapi keren kok, asli.

Mungkin itu dulu. Mereka-mereka ini yang timeline-nya ga pernah absen gue pantengin tiap malam Jumat. Sisanya biasanya random, buka lewat search hashtag #memetwit. Kalo kalian punya rekomendasi, kasih tau gue ya. Lumayan nambah-nambah following #HOI.

So Guys, are you ready for the next Thursday Night? Well, I am. Jangan lupa juga follow Twitter gue (@ehKacang) yak ;)) *malah promosi* *ditendang*.

Saturday, September 3, 2011

아저씨는 바보니까, 나....

It's because of you're that stupid, Ahjussi. You are. I mean, you are.

Ever think about someone else's heart before? Someone else's 마음, 느낌? Or are you still living in your own precious life, with no compare? Right.

And now it tears apart once again, fyi.

But well, you're pretty happy there, don't you?

...having enough fun?